Setelah lama tidak ngepost.. mungkin ini sedikit dari sekian lama saya memikirkanny hhe
Seorang anak kecil memperhatikan sebuah kepompong di sebuah dahan.
Perlahan-lahan kepompong yang dia lihat terbuka, dan di dalam kepompong yang
mulai terbuka itu ada seekor kupu-kupu baru yang sedang berusaha keras untuk keluar
dari dalam kepompong yang menyelimutinya. Anak itu pun terus memperhatikan hal
itu dengan penuh perhatian.
Perjuangan kupu-kupu yang terlihatnya sangat keras itu menggerakkan
dirinya untuk mengambil gunting lalu merobek kepompong tersebut agar si kupu-kupu
bisa keluar dengan mudah. Singkat, cerita, kupu-kupu itu pun keluar dengan
mudahnya lalu hingga pada dahan terdekat. Namun keanehan terjadi, sayap dari
kupu-kupu itu tidak bisa mengembang. Hari berganti hari, kupu-kupu itu belum
juga terlihat bisa mengembangkan sayapnya untuk terbang dan melanjutkan
kehidupannya yang lebih indah. Anak ini merasa, mungkin saja itu karena
ulahnya.
Di lain kesempatan, anak ini kembali mengamati sebuah kepompong, dan
kali ini dia hanya mengamati dan tidak lagi ikut merobek kepompong tersebut.
Dia biarkan kupu-kupu itu merobek sendiri kepompongnya dengan menggunakan
kekuatannya sendiri. Tidak lama setelah berhasil keluar dari kepompon itu,
sayap sang kupu-kupu pun segera mengembang dengan mempesona, dan indah
membawanya terbang mengarungi udara. Sang anak kecil tadi akhirnya paham.
Menurut para peneliti, ketika
seekor kupu-kupu berusaha keras merobek kepompongnya, darah yang ada di dalam
tubuhnya terpompa ke bagian sayapnya. Dan hal ini yang menyebabkan sayap
kupu-kupu bisa mengembang dengan baik, jika tidak, maka sayapnya tidak bisa
mengembang. Fase kritis dan sulit itu harus dia lewati. Agar sayapnya
mengembang dengan sempurna. Membawanya terbang tinggi. Menjalani hidupnya dan
membawa keindahan pada yang melihatnya. Begitulah kupu-kupu.
Dalam menjalani kehidupannya,
manusia tidak jauh berbeda dengan fase hidup seekor kupu-kupu. Ada fase dimana
manusia bagai telur yang lemah, rentan, dan memerlukan perlindungan. Setelahnya
melewati fase larva atau ulat yang bergerak ke sana kemari, mencari makanan dan
asupan untuk dirinya agar semakin bertumbuh dan akhirnya menjadi kupu-kupu. Ada
waktu dimana sang larva akan diam, menyelimuti dirinya, mengambil waktu untuk
menyendiri untuk kemudian berubah hidupnya menjadi kupu-kupu yang indah. Tidak
lupa, ada proses dimana manusia akan melalui proses berat dimana Allah akan
menempa dirinya dengan masalah yang menyelimuti, mencengkram dirinya laiknya
kepompong tadi.
Akan ada waktu dimana hidup ini
terhempas yang membuat kita harus menyendiri. Hanya ada Allah dan diri kita,
yang akhirnya membuat kita lebih memahami siapa dan untuk apa diri kita hidup
ini. Akan ada waktu dimana “Kepompong
kehidupan” sangat menjempit dan mencengkram diri kita begitu kuat. Tapi
yakinlah hal itu akan membuat diri kita lebih baik. Hidup lebih indah.
Dalam cerita, kepompong pertama tidak melewati
“masa kritis” karena sangat dimanja oleh pihak lain, sementara kepompong kedua
melewati “masa kritis” itu. Sendirian. Jika kita ingin bisa terbang mengarungi
angkasa, maka lewatilah fase kriti tersebut. Berjuanglah. Dan jangan mau
terus-menerus dimanja. Bersyukurlah ketika masalah dan fase kritis itu datang
dalam hidup kita, yang justru membuat hidup ini lebih indah, kuat, dan juga
mempesona.
Karena sesungguhnya Allah memberikan masalah
bukan untuk membuat susah, namun agar kita bisa berproses menjadi lebih indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar